Caktatara.com – Diduga tak sesuai dengan standar Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang seharusnya, pembangunan rabat beton jalan poros Desa yang menghubungkan Kampung Saguling, Kampung Medalsakti, dan Kampung Masjid tepatnya di Desa Kertarahayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak Banten, mengalami patah dan retak. Padahal, pembangunan cor rabat beton baru selesai dikerjakan, dan baru dilintasi oleh kendaraan sepeda motor.

Saat awak media meninjau lokasi pembangunan rabat beton jalan Poros Desa Kertarahayu pada Senin (10/6/24), ditemukan kurang lebih ada sekitar 4 titik cor beton yang mengalami keretakan parah dari ujung sisi melebar ke ujung sisi lainnya.

Hal ini jelas menimbulkan pertanyaan, apakah proses pembangunan ini akibat tidak mengacu pada KAK yang seharusnya seperti yang ditetapkan oleh PUPR, sehingga terkesan asal jadi, ataukah ketidaktahuan TPK dan jajajrannya terhadap KAK yang seharusnya, atau mungkin ada unsur kesengajaan dari oknum TPK yang penting pekerjaan selesai. Padahal, di tiap Desa ada yang namanya Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI).

Diketahui, dalam papan informasi pekerjaan disebutkan bahwa pekerjaan pembangunan jalan cor di Desa Kerta Rahayu untuk pagu anggaran sebesar Rp.145.823.500,-  dengan volume 186 m x 3 m x 0,15 m, sumber anggaran dari Dana Desa tahun 2024, jangka waktu pelaksanaan 90 hari kerja, dan dikerjakan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Kerta Rahayu.

Sementara, Toha Haerudin Purba atau dikenal dengan sebutan Jaro Gopal, selaku Kepala Desa Kertarahayu, saat dikonfirmasi awak media via chatt whatsapp pada Selasa (11/6/24), terkait cor rabat beton jalan poros Desa Kertarahayu yang banyak mengalami retak dan patah, dirinya mengatakan, “klu yang retak itu bisa di groting,’ ucapnya.

Sedangkan saat ditanya kualitas cor yang digunakan, dirinya hanya menjawab singkat, ‘itu pake k 225, namun saat ditanya apakah saat pengerjaan selesai, setiap per 5 meter cor jalan ditutup tidak dengan kain kasa dan disiram dengan air?, “Di Rab tidak ada pembelian kain kasa,” jawabnya.

Terlepas dari apa yang disampaikan oleh Kepala Desa Kertarahayu pada awak media, patahan dan retaknya cor rabat beton menunjukkan adanya dugaan faktor kelalaian, dan juga kesengajaan dalam proses pengerjaannya. Disamping itu pula, hal tersebut menuai sorotan dari berbagai kalangan, yang mempertanyakan sejauh mana kualitas cor rabat beton itu dapat bertahan tatkala dilalui oleh kendaraan mobil dengan kapasitas tonase yang berlebih.