CAKRATARA.com – Sebanyak seratus para pedagang kaki lima (PKL) Pasar Deprok mendatangi Panggung Pandawa di Taman Sensori Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Senin (13/05/24).

Kedatangan para PKL ke Taman Sensori itu, dengan tujuan untuk mengikuti sosialisasi penataan kawasan yang diselenggarakan oleh Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, dimana menindak lanjuti keluhan sejumlah masyarakat yang merasa kesulitan atas adanya para PKL yang menguasai badan jalan, sehingga warga merasa kesulitan, saat membawa orang sakit menuju ke Puskesmas Kelurahan Kamal.

Dalam sosialisasi penataan para PKL pasar Deprok, juga melibatkan tokoh masyarakat Kelurahan Kamal, H Mudjamil, Ketua RW 02, A Imam Bakhori dan LMK serta FKDM.

Sosialisasi itu juga dihadiri Babinsa Kelurahan Kamal, Wakil Camat Kalideres Dicky Kapospol Kamal, Lurah Kamal, dan Kasatpol PP Kecamatan Kalideres, Limbong.

Dihadapan para PKL, Lurah Kamal Iqbal Siregar mengatakan, pihaknya melakukan pemanggilan terhadap para PKL Pasar Deprok itu, karena menindak lanjuti keluhan warga lantaran merasa akses jalan yang menuju Puskesmas Kamal mereka menjadi terganggu.

“Kita Sosialisasi kepada para PKL ini dengan cara Persuasif, supaya mereka bisa memahami bahwa tempat mereka berjualan adalah badan jalan. Kita himbau kepada mereka agar memindahkan dagangannya karena penataan itu tujuannya untuk mengembalikan fungsi jalan, yang mana dikeluhkan warga saat membawa orang sakit ke Puskesmas, merasa kesulitan karena badan jalan tertutup oleh para PKL,” ujar Iqbal didampingi tokoh masyarakat Kelurahan Kamal H Mudjamil.

Lurah Kamal pun memberikan ultimatum kepada para PKL, agar mentaati aturan yang dikeluarkan oleh Pemda DKI, apalagi mereka berjualan menguasai badan jalan.

“Jadi, kita minta, kepada para PKL, harus mentaati untuk tidak berjualan dibadan jalan, karena badan jalan adalah kepentingan masyarakat.Jangan sampai orang yang mau berobat ke Puskesmas mendapat masalah karena susahnya melintas menuju ke Puskesmas. Jadi kita minta itu, kalau sudah dikasih pengarahan masih membandel, terpaksa kita angkat dagangannya,” tutup Lurah Kamal Iqbal. (*)