Mengajak Keluarga Bersikap Sederhana Dalam Memaknai Lebaran
Cakratara.com – Umat muslim di seluruh dunia akan merayakan keistimewaan Hari Raya Idul Fitri setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Idul Fitri berasal dari dua kata, yaitu ‘id’ dan ‘al-fitri’. Id secara bahasa berasal dari kata ada – ya’uudu, yang artinya kembali. Sedangkan, kata al-fitri memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci artinya bersih dari segala dosa. Masyarakat indonesia identik menyebutnya dengan Kata “Lebaran” , Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lebaran dijelaskan sebagai hari raya para umat Islam pada tanggal 1 Syawal setelah ibadah puasa selesai dijalankan selama bulan Ramadhan.
Terkait asal usul istilah lebaran ternyata ada berbagai versi, yakni menurut M.A. Salamun, seorang sastrawan di era 1960-an menganggap istilah lebaran berasal dari tradisi Hindu, yang artinya selesai, usai, atau habis. Dalam hal ini menandakan bahwa habisnya masa berpuasa di bulan Ramadan. Ada pula anggapan lebaran yang berasal dari kata ‘lebar’, yang artinya luas atau lapang. Istilah Metafora bagi muslim untuk saling berlapang dada dan ikhlas sehingga dianjurkan untuk saling memaafkan terhadap sesama.
Apasaja tradisi Lebaran di indonesia ? Diantaranya yang masih dilakukan saat ini adalah Mudik, Ketupat, Malam Takbiran, ziarah ke makam, Parcel, THR, Halal bi halal, dan diakhiri dengan Jalan-jalan. Dalam melakukan tradisi tersebut tentusaja dibutuhkan persiapan mulai dari pempersiapkan Bahan makanan, Membeli Baju Baru, dll. Khusus soal Makanan dan Baju Baru, cukup menarik dibahas karena menjadi tradisi dalam setiap keluarga untuk membeli baju baru Lebaran, berbagai makanan khas lebaran, dan berbagai kue yang tentusaja ciri khas berbeda beda disetiap daerah.
Hal ini sering kita jumpai begitu sibuknya setiap keluarga untuk mempersiapkan kebutuhan lebaran, salahsatunya soal Baju lebaran. Meskipun sebagian umat muslim memahami makna dari pentingnya memakai pakain yang bersih dan baik saat sholat idul fitri, hal ini didasari dari sebuah hadis, Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk mengenakan pakaian terbaiknya di dua hari raya yakni, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Dalam realitasnya, Membeli Pakain Baru merupakan sebuah tradisi “wajib” bagi umumnya masyarakat indonesia. Sehingga setiap keluarga berusaha keras untuk dapat mewujudkannya, terutama baju baru bagi para anak anak mereka. Hal ini tentusaja merupakan sebuah kebahagiaan bagi orang tua jika dapat memberikan baju baru untuk anaknya.
Namun, dalam keadaan kondisi ekonomi sulit, pada setiap keluarga akan menjadikan beban yang cukup berat, karena kebiasaan membeli baju baru telah menjadi prestige dalam setiap perayaan Lebaran. Sebagai orang tua penting memberikan femahaman kepada keluarga dan anak anaknya bahwa pakaian yang dimaksud bersih, baik, dan suci bukan berarti hanya dicapai dengan pakaian yang Baru dibeli, namun cukup dengan pakaian terbaik yang kita miliki. Hal ini akan pula memberikan femahaman bahwa ketika orang tua sedang tidak memiliki uang yang cukup untuk mewujudkannya, maka tidak akan memaksakan diri.
Meskipun cukup sulit memberikan femahaman kepada anak anak, namun hal ini penting disampaikan sebagai langkah menjaga prilaku Hedon. Bahkan pada keluarga yang cukup berada, memberikan pendidikan dalam memaknai kesederhanaan pada momen Lebaran, ini merupakan upaya diamana kita mengajarkan kepada keluarga bahwa Lebaran merupakan moment manusia mencapai kebersihan hati, fikiran, dan tindakan dalam keseharian setiap muslim ditengah tengah masyarakat yang semakin Hedonisme.
Maka, mulailah mengajarkan memaknai Esensi Lebaran dimulai dari keluarga sendiri.
Penulis : Dede Sudiarto, S.Pd,MM