Budaya dan Pariwisata
Rumah Peradaban Peci Merah Gelar Ngeriung Girang Ngobrol Sejarah Budaya Betawi
Cakratara.com – Rumah Peradaban Peci Merah mengelar acara Ngeriung Girang sebagai wadah berkumpul dan diskusi budaya Betawi di Markas Peci Merah Daan Mogot, Jumat (05/04/23).
Dalam kegiatan ini H Amsir sebagai Narator pembicara sedangkan Narasumber Babeh Marta salah satu Tokoh Betawi asal Kebon Kacang Tanah Abang, dihadiri juga ustad Ustad Ahmad Basuni sebagai Dewan Pertimbangan/penasehat Peci Merah, Hamdi Komarudin (Jojon) ketua Nasional Peci Merah serta Ustad mahfudi dan para anggota dari wilayah Jakarta serta dari Tangsel
Hamdi Komarudin dalam sambutannya membuka acara Ngeriung Girang ini menyampaikan kegiatan Ngeriung Girang sebagai wadah diskusi budaya Betawi diadakan rutinitas setiap seminggu sekali mengupas
Sejarah peradaban betawi disini kita sharing dan berbagi pengetahuan tentang sejarah budaya khususnya Betawi, “misalkan kalau dulu orang Betawi sama yang lebih tua salaman dicium tangannya tapi kalau zaman sekarang salaman malah ke pipi atau ke jidad bahkan tangannya sendiri yang di cium, ini kan kurang nya adab pemahaman, Jelas Hamdi Ketua Nasional Peci Merah.
Narasumber Babeh Marta dalam Ngeriung Girang ini sangat apresiasi bahwa Peci Merah sebagai Rumah Peradaban Betawi harus terus berlanjut dalam berikan pengetahuan sejarahnya Betawi “jangan cuma asal bilang Betawi tapi engga mengenal sejarah betawi” disini babeh Marta juga salut bahwa Peci merah tetap konsisten dengan sejarah peradaban betawi yang tidak terkontaminasi oleh politik. Ucap Babeh.
Peci Merah jalan lurus tetap bertujuan untuk meluruskan peradaban sejarah sejarah betawi, bahwa Betawi sudah ada sejak abad ke 6.
Ustad Ahmad Basuni menyampaikan arti Ngeriung Girang
Sedangkan Ahmad Basuni selaku Dewan pertimbangan dan Penasehat Peci Merah, Menjelaskan Ngeriung Girang ini merupakan satu diantara kegiatan atau aktifitas rutin komunitas rumah peradaban peci merah sekaligus sebagai wadah sillaturrahim yang tidak hanya tentang kesenian namun jembatan komunikasi masyarakat betawi khususnya pada umumnya masyarakat luas indonesia, terkait sejarah dan peradaban betawi serta bangsa ini yang memiliki nilai nilai budaya yang luhur serta kearifan lokal yang perlu dilestari dengan frame kecintaan diatas cinta yakni masuk lebih dalam berkumpul (ngeriung) bersamaan hati yang riang gembira lebih dalam (girang), semuanya tidak lain bertujuan memberi pencerahan, pamahaman, kebermanfaatan sesama insan manusia atau makhluk Tuhan dimuka bumi juga semesta raya, Tutup Ahmad Basuni.
-
Nasional5 hari yang lalu
Air untuk Masyarakat Sumbawa, Menhan Prabowo Resmikan 11 Titik Mata Air “Tanpa Air Tidak ada Peradaban”
-
Nusantara3 hari yang lalu
Meski Inspektorat Pandeglang Telah Memberi Perpanjangan Waktu Penyelesaian Sampai Akhir Bulan Mei 2023, Pembangunan JUT Karangsambung Desa Cikeusik Tahun Anggaran 2022 Tetap Tak Kunjung Selesai
-
TNI-Polri6 hari yang lalu
Kapolsek Cirinten Laksanakan Patroli Gabungan Bersama TNI dan Pol PP
-
Metropolitan5 hari yang lalu
2 Orang Pelaku Curanmor di Tangkap Warga
-
Nusantara4 hari yang lalu
Camat Bojong Adakan Bakti Keliling di Desa Cahaya Mekar
-
Nusantara4 hari yang lalu
Bangun Sarpras Olahraga, Desa Sukamulya Tidak Andalkan bantuan dispora
-
Nusantara5 hari yang lalu
Upayakan Percepatan Insprastruktur, Sinergitas Dinas PU dan Pemda Kabupaten Sukabumi
-
TNI-Polri6 hari yang lalu
Bhabinkamtibmas Polsek Rangkasbitung Sambangi Karyawan Toko Waralaba Indomart Aspol